Mengingat masa-masa itu
Membuat luka yang ku alami semakin perih
Perih, dan tak bisa terobati
Sudah seharusnya aku sadar
Aku hanya seseorang yang berharap akan datangnya hujan ditengah gurun pasir
Perih, bukan?
Perih, memang.
Tapi, perih ini adalah perbuatanku sendiri
Aku tidak akan menyalahkan keadaan apalagi sampai menyalahkan dirimu
Aku hanya kecewa pada diriku sendiri.
Mengapa aku masih saja berharap akan datangnya hujan ditengah gurun seperti ini?
Aku sudah terlalu bosan mencurahkan semua yang ku alami
Kepada hamparan pasir yang pura-pura mendengar tetapi sebenarnya mereka menghiraukanku
Aku butuh hujan
Aku ingin bercengkrama dengannya
Menceritakan kepadanya betapa ku merindukan kehadirannya
Hujan itu terkadang datang
Tetapi
Belum sempat aku bercengkrama dengannya
Hujan itu segera berganti menjadi matahari yang siap membakar tubuh ini
Begitulah dengan kehadiranmu
Walau kehadiranmu hanya beberapa saat
Itu sudah menebus semua rasa rindu ku
Kehadiranmu menggoreskan senyuman di bibirku
Aku berharap Tuhan menurunkan hujan di gurun pasir sesering mungkin
Jadi aku tidak perlu bercengkrama dengan pasir yang menganggap kehadiranku hanya sebagai angin
Aku ingin bercengkrama dengan hujan
Bermain, dan melihat pelangi bersamanya.
0 komentar:
Posting Komentar