Sabtu, 29 Maret 2014

i wish you well, my favorite boy.

Diposting oleh Refika Dwiputri di 08.31 0 komentar
Hai
Lelaki yang selalu ku kagumi dari kejauhan
Bagaimana kabarmu sekarang?
Terhitung beberapa hari ini kita tak bertemu
Kamu tau?
Aku telah berhasil melawan rasa sayang ini
Walau sulit
Aku bisa melakukannya..

Hari itu
Hari dimana aku meneteskan air mata untuk yang kesekian kalinya, karenamu
Ya , karenamu.. 
Lagi dan lagi.

Berita itu
Membuatku tersadar dan membuatku tahu diri
Kamu menyukainya, bukan aku.
Kamu menyayanginya, bukan aku.
Lagi lagi aku bagaikan hamparan pasir yang mengharapkan datangnya hujan di gurun pasir

Kalau bisa aku memutar waktu
Ingin rasanya ku kubur semua perasaan yang berkecamuk karenamu
Indahnya hari yang ku lewati bersamamu tak sebanding dengan rasa sakit yang menghampiriku

Tapi disaat seperti ini
Aku masih saja memikirkan perasaanmu
Yang mengharapkan dia lebih dari yang kamu mau
Aku tak sampai hati
Melihatmu menulis untain kata-kata yang mencerminkan bahwa hatimu rapuh..
Sungguh..
Aku rela menanggung semua kesedihanmu, dan melihatmu kembali tersenyum.
Walau aku bukanlah alasan dibalik senyummu.

Walau ku tau sakit kini menghampiri
Aku percaya akan ada pelangi dibalik kisah ini..



Kamis, 20 Maret 2014

Raga sulit menyapa, Tapi hati selalu menyebut namanya

Diposting oleh Refika Dwiputri di 08.37 0 komentar

Hampir 2 tahun rasanya
Aku memendam rasa ini
Rasa yang tak kunjung berubah
Yang ku rasa malah semakin dalam..

Sekalipun kehadiranmu jarang tersapa oleh ragaku
Tapi aku sungguh berterimakasih kepada Tuhan
Masih diberi kesempatan untuk melihatmu, walau hanya dari kejauhan
Dan tiap kali mata kita saling memandang
Aku mencoba menyembunyikan wajah merahku dihadapanmu..

Aku mencoba menetralisir degup jantungku
Yang selalu berdetak kencang setiap kali kita bertemu di lorong itu
Aku yang hanya berani
Menceritakan sosokmu menjadi bentuk untaian kata-kata di dunia yang tak nyata ini..

Terkadang aku merasa menjadi wanita yang seutuhnya
Ketika kamu berada satu garis di sampingku walau jarak memisahkan kita
Aku menyukainya
Senyuman manis yang tergores dibibirmu
Senyuman yang tak pernah bisa ku lupakan

Hari terus berganti
Rasa itu terus mengalir
Dan mencoba membuat palung terdalam di dasar hati
Yang hanya bisa di huni oleh sosokmu, ya.. sosokmu saja

Kadang aku tertawa mengingat hal-hal bodoh yang kamu lakukan
Tapi.. tak jarang air mata menetes dengan sendirinya
Tangis yang tak bisa ku tahan
Tangis yang jatuh dan memintamu untuk menghapusnya

Darimu aku belajar arti hidup
Bahwa hidup harus terus berjalan meski masa lalu terus membayang di belakang
Begitu pun dengan aku
Aku harus tetap berjalan meski kamu masih terus menjadi sosok yang selalu ku rindukan

Aku tak memintamu untuk mencintaiku
Tapi aku memintamu untuk menghargai apa yang kamu punya
Sebelum semuanya hilang dan kamu merindukannya
Aku berharap bisa menghilang dari kehidupanmu
Dan pada saat yang tidak ku duga, kamu merindukanku
Hanya itu saja..


Lagi.. dan Lagi

Diposting oleh Refika Dwiputri di 07.42 0 komentar
Hari ini..
Hujan turun begitu deras
Kilat beradu dan saling menunjukkan cahayanya
Walau cahaya kilat saling beradu dan Suaranya saling menggelegar
Aku masih tetap merasa berada di sebuah ruangan
Yang gelap dan sunyi

Tanpa sengaja..
Air mata jatuh membasahi pipi ini
Mengalir begitu deras
Seakan tak ingin mengalah dengan derasnya hujan yang turun

Saat ini hatiku hancur
Hancur, entah untuk yang keberapa kalinya
Dan kamu masih menjadi sosok dibalik air mata ini

Hari ini..
Hatiku tersentak
Seperti diserbu oleh nuklir yang siap meledakan hati ini

Lagi-lagi air mata ini jatuh dengan sia-sia
Jatuh karena menangisimu
Menangisi kehadiranmu
Menangisi kenyataan bahwa aku sama sekali tidak bermakna di matamu
Menangisi hatiku yang selalu perduli denganmu
Sekalipun kamu hanya melihat ke arah-nya
Dan tak pernah mencoba melihat ke arahku

Ingin rasanya ku hapus semua bayangmu yang selalu menghantuiku
Tapi.. menghilangkan rasa ini tak semudah membalik telapak tanganku

Cinta sulit untuk hilang
Tak secepat saat aku jatuh hati
Cinta tak mudah berganti
Berganti dengan benci..



Senin, 10 Maret 2014

Hujan

Diposting oleh Refika Dwiputri di 01.34 0 komentar
Mengingat masa-masa itu
Membuat luka yang ku alami semakin perih
Perih, dan tak bisa terobati
Sudah seharusnya aku sadar
Aku hanya seseorang yang berharap akan datangnya hujan ditengah gurun pasir
Perih, bukan?
Perih, memang.
Tapi, perih ini adalah perbuatanku sendiri
Aku tidak akan menyalahkan keadaan apalagi sampai menyalahkan dirimu
Aku hanya kecewa pada diriku sendiri.
Mengapa aku masih saja berharap akan datangnya hujan ditengah gurun seperti ini?
Aku sudah terlalu bosan mencurahkan semua yang ku alami
Kepada hamparan pasir yang pura-pura mendengar tetapi sebenarnya mereka menghiraukanku
Aku butuh hujan
Aku ingin bercengkrama dengannya
Menceritakan kepadanya betapa ku merindukan kehadirannya

Hujan itu terkadang datang
Tetapi
Belum sempat aku bercengkrama dengannya
Hujan itu segera berganti menjadi matahari yang siap membakar tubuh ini

Begitulah dengan kehadiranmu
Walau kehadiranmu hanya beberapa saat
Itu sudah menebus semua rasa rindu ku
Kehadiranmu menggoreskan senyuman di bibirku

Aku berharap Tuhan menurunkan hujan di gurun pasir sesering mungkin
Jadi aku tidak perlu bercengkrama dengan pasir yang menganggap kehadiranku hanya sebagai angin
Aku ingin bercengkrama dengan hujan
Bermain, dan melihat pelangi bersamanya.
 

Enchanted Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review