Sabtu, 10 Maret 2012

Saved Your Heart

Diposting oleh Refika Dwiputri di 05.20
Aku wanita
Terlahir dengan kelemahan dan kelebihan
Kelemahanku terletak didalam hatiku. Begitu susahnya menjaga hati. 
Belum apa-apa hati ini sudah mencoba menjatuhkan pilihannya di hati seseorang yang "kurang tepat"
Hati ini seakan-akan tidak mempunyai lampu merah dalam menjalani roda kehidupannya.
Awalnya, hati ini sangat bahagia ketika dia menjatuhkan pilihannya yang dia pikir itu pilihan jatuh yang tepat.
Tapi ternyata?
Semua salah.

Begitu banyak harapan yang telah terjadi.
Begitu teriris hati ini saat dia menyadari, ini bukanlah pijakan yang tepat.
Terjebak dalam pengharapan kosong.
Semua sirna. Semua hanya fiktif belaka.
Hati ini seperti tidak bisa membedakan mana pijakan yang tepat, mana yang hanya pijakan sementara.
Rumit memang. Aku sendiri ga mengerti kenapa bisa jadi serumit ini?
Siapa yang membuat semua menjadi rumit?
Tentu saja aku, pikiranku, dan hatiku.
Hatiku terluka.
Apa yang bisa ku perbuat? Tentu saja mencari obat penawar rasa sakit dari sakit yang ku derita.
Seperti seorang supir yang tidak tahu menahu mana jalan yang harus dia ambil sewaktu terjebak dalam kemacetan parah, hati ini seakan-akan tidak ingin bergerak maju ataupun mundur.

Kemacetan parah ini membawa hikmah.
Ada seseorang yang membantu menanganinya, tukang parkir.
Dia begitu berjasa dalam menangani kemacetan seperti ini.
Kalau kamu bisa ku ibaratkan.
Kamu adalah seorang tukang parkir yang bisa merubah jalanan menjadi lancar.
Ku temukan jalanku yang selama ini ku cari dalam hidupku.
Hatiku pun cukup berbahagia menyambut kedatangan sebagian dari bagiannya yang lama menghilang.

Setiap hari ku lewati jalanan ini tanpa hambatan.
Sampai pada suatu hari, aku terjebak kembali dalam kemacetan.
Kemacetan parah yang membuat hatiku menjadi ambigu.
Akankah aku mudur atau maju?
Ku putuskan aku mundur. Ternyata pilihanku kembali salah.
Sesuatu yang ku anggap akan lancar nantinya, malah membawa dampak buruk.
Seharusnya aku mengambil jalan yang maju.
Kenapa bisa aku malah mengalihkan pandangan dan malah beralih mundur?
Ketika ku tersadar ku salah mengambil arah jalan, ku berbalik arah. Dan yang kudapatkan, jalanan kosong tanpa ada yang menangani
Dimana tukang parkir itu? Dimana?
Ternyata dia telah beralih menuju kemacetan lain yang ingin dia atasi.
Dia tidak ingin membuang waktu dengan pengendara yang hanya lewat, tapi tidak pernah ada balasan untuknya.
Sekarang, hatiku kembali tersadar, tapi terlambat sudah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Enchanted Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review