Minggu, 10 November 2013

Mencintaimu Dalam Diam

Diposting oleh Refika Dwiputri di 06.57 0 komentar
Hampir setiap hari kita bertemu
Hampir setiap hari mata kita saling menatap
Hampir setiap hari, jantung ini berdegup kencang tiap kali mata kita saling menatap
Hampir setiap hari juga aku selalu memperhatikanmu walau hanya dari kejauhan

Cinta memang sulit ditebak
Dahulu aku yakin kau mencintaiku dengan tulus
Tetapi aku belum menyadarinya
Setelah aku sadar, dan aku ingin bersamamu
Kamu terlanjur pergi dengan seribu kekecewaan

Berbincang denganmu adalah saat-saat yang sangat aku rindukan
Bersamamu walau singkat terasa amat manis jika ku kenang
Kini semua tinggal kenangan
Menatap ku pun sepertinya kamu tak mau

Aku berceloteh pun, kamu tetap tak menghiraukan
Aku berusaha menjadi "aku yang dulu" pun kamu tetap diam dan menatap lurus ke depan.
Sia-sia sudah perjuanganku selama ini

Mencintaimu dalam diam sangat menyakitkan
Tiadakah kau sadar mata ini selalu berbicara ketika mata kita saling menatap?
Kemana kamu yang dahulu?
Yang selalu mendengar apa yang aku bicarakan
Tidak seperti saat ini
Berpura-pura tuli tetapi sebenarnya kamu mendengar.

Aku sudah terlalu lelah mencintaimu dalam diam
Tapi siapa aku ini?
Tiada berharga sama sekali bagi mata dan hati mu.
Aku hanya teman yang mencintaimu dalam diam.
Dan akan tetap seperti ini sampai kapanpun.

Selasa, 04 Juni 2013

Aku Mencintaimu dengan Caraku Sendiri :')

Diposting oleh Refika Dwiputri di 04.03 0 komentar
1 tahun telah berlalu......
Dengan status yang sama, harapan yang sama dan dengan cinta yang sama
Aku masih berharap ada keajaiban datang kepadaku
Keajaiban untukku merasakan cinta yang berbalas
Tidak bertepuk sebelah tangan seperti apa yang telah ku lalui di masa lalu
Aku masih menaruh secercah harapanku kepadamu
Kepadamu yang tak kunjung merasakan apa yang sedang ku rasakan
Kepadamu yang selalu memutar kedua bola matamu ketika mata kita saling memandang
Kepadamu yang hanya menganggap kehadiranku "tak bermakna"
Kepadamu yang hanya menganggapku "teman biasa"

Aku tak pernah tau apa yang kamu rasa ketika mata kita saling bertemu
Aku tak pernah tau mengapa aku begitu gugup ketika mulut ini mulai berbicara denganmu
Aku bahagia bisa mencintai mu
Bisa membuatku terbang menuju langit ke tujuh
Dan bisa membuatku terjatuh sampai menembus lapisan inti bumi yang keruh
Aku mengagumi dengan caraku sendiri
Mencintai itu lebih bermakna daripada dicintai
Aku menjadi sadar bahwa selalu ada seseorang yang ingin melihat kamu tersenyum tanpa perduli siapa yang menjadi alasan kamu untuk tersenyum.

Senin, 25 Maret 2013

Tolong, Terangkan Kembali :(

Diposting oleh Refika Dwiputri di 05.45 0 komentar
Semilir angin menembus sebuah ruang gelap didasar hatiku
Ruangan yang tak pernah terbuka
Gelap, terkunci dan tidak ada yang bisa membuka
Sudah lama ku diamkankan ruangan itu
Ku kunci dengan rapat agar tak ada satupun yang dapat membuka
Entah mengapa angin itu memaksa ku untuk membuka ruangan itu
Ketika ku buka, perlahan tapi pasti
Aku kembali melihat sosokmu
Kembali ku tutup pintu itu
Aku meyakini hati ini bahwa kau sudah pergi
Sudah tak bisa kembali
Walau dengan seribu cara dan seribu kata-kata
Kau tak akan datang
Aku mengakui itu kesalahanku
Kesalahan yang telah membuatmu pergi dan tak kembali
Menggelapkan salah satu ruangan terdalam di hati ini
Terimakasih telah mencerahkan hati ini walau hanya sementara
Ruangan hati ini akan selalu terbuka untukmu
Menunggu untuk kau cerahkan
Bukan kau redupkan.

Senin, 25 Februari 2013

Rindu, atau Terjebak Masa Lalu?

Diposting oleh Refika Dwiputri di 17.46 0 komentar
Kenangan itu kembali menghantui pikiranku
Kenangan yang sudah ku kubur jauh-jauh
Kini timbul dan membuat badai dahsyat di otakku

Sosokmu kembali muncul di pikiran ini
Lama tidak bertemu , aku penasaran bagaimana sosok mu sekarang
Masih kah mempesona seperti saat pertama kali kita bertemu dahulu?

Teringat kembali sosok dingin yang pernah membuat hati ini meleleh
Teringat kembali nasihat kekhawatiranmu 
Teringat kembali kata-kata terakhir yang kau ucapkan pada hari itu
"Hati-hati fika"
Dan teringat kembali setiap inci kejadian-kejadian yang pernah terlewatkan
Saat kau menyapaku
Saat kita mulai berbincang
Dan saat kita berkemah bersama di sebuah acara.

Ah....kini semua tinggal kenangan
Betapa bodohnya aku masih saja mengingat setiap inci kejadian yang pernah kita lewati
Mengapa sosokmu kembali menimbulkan rasa khawatir?

Aku khawatir aku terjebak dalam masa lalu
Yang membuat langkahku terhenti
Dan mencoba menengok untuk sekedar melihat sosokmu

Ya Tuhan
Ada apa dengan ku?
Masih saja aku berusaha mengingatnya
Kejadian itu sudah berlalu 2 tahun lamanya
Tapi mengapa aku masih saja mengingatnya?

Aku merindukan sapaan hangat itu
Tatapan yang penuh makna
Nasihat yang penuh kekhawatiran
Dan.........ini semua akan menjadi butiran kenangan yang harus ku hempaskan di laut lepas.

Senin, 07 Januari 2013

Persimpangan

Diposting oleh Refika Dwiputri di 06.06 0 komentar
Ini bukan tentang penyatuan dua rasa yang sejalan
Aku berada di persimpangan
Bingung memilih arah
Naluri yang membimbingku menemukan arah
Salahkah jika arah itu mengarah kepada sosokmu?
Salahkah jika aku menyukaimu?
Rasa ini memang takkan menyatu
Kamu menginginkannya
Bukan aku
Berjuang sendiri menapakki jalan ini membuatku lelah
Mengapa hanya aku yang berjuang?
Tiadakah kamu melihat kegigihanku untuk mendapat secercah harapan darimu?
Betapa bodohnya diriku ini
Ku jadikan kamu sebagai penyemangatku
Tapi kamu jadikan ku sebagai tempat bernaung mu tuk sementara.
 

Enchanted Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review